Sebuah kata, Mimpi
Kala itu, mimpi masih indah untuk dipandang.
Kala itu, mimpi memiliki alasan untuk digapai.
Kala itu, waktu mulai mencibir mimpi.
Kala itu, mimpi itu mulai terlupakan.
Kala itu, aku akhirnya melupakan mimpi.
Aku terlalu sibuk tertawa.
Aku memulai hidup dengan mimpi baru.
Aku menulis segala rencana untuk menggapai mimpi baru.
Aku dan mimpi baru.
Sepertinya, aku mempunyai hubungan yang buruk dengan mimpi baruku. Jika ini sebuah perasaan cinta, maka cintaku bertepuk sebelah tangan dengan mimpi baruku. Aku diam. Aku menangis. Rasanya hampa.
Aku mencari jalan lain.
Ya jalan, bukan mimpi. Aku memilih jalan yang ada dan mungkin baik.
Baik untuk mengobati rasa sakitku terhadap mimpi itu.
Februari, 2015.
Sepertinya, waktu dendam padaku. Tiba-tiba waktu menyadarkanku pada sebuah kata "MIMPI".
Lalu, aku kembali mengenang kala itu.
Saat mimpi masih indah dipandang dan memiliki alasan untuk digapai.
Aku diam. Aku menangis. Sebuah kata "MIMPI" berhasil menamparku.
Kubuka kembali kala itu.
Dengan air yang memenuhi mataku -yang tinggal menunggu untuk jatuh-
Aku berkata padanya, "Suatu saat, aku akan menjadikanmu nyata. Tunggu aku. Tunggu saat aku sudah selesai membalas hutang budiku pada orang-orang yang telah mencintaiku dengan sepenuh hatinya. Tunggu aku".
Dan inilah aku, yang berusaha untuk menggapai segala mimpinya.
Kala itu, mimpi memiliki alasan untuk digapai.
Kala itu, waktu mulai mencibir mimpi.
Kala itu, mimpi itu mulai terlupakan.
Kala itu, aku akhirnya melupakan mimpi.
Aku terlalu sibuk tertawa.
Aku memulai hidup dengan mimpi baru.
Aku menulis segala rencana untuk menggapai mimpi baru.
Aku dan mimpi baru.
Sepertinya, aku mempunyai hubungan yang buruk dengan mimpi baruku. Jika ini sebuah perasaan cinta, maka cintaku bertepuk sebelah tangan dengan mimpi baruku. Aku diam. Aku menangis. Rasanya hampa.
Aku mencari jalan lain.
Ya jalan, bukan mimpi. Aku memilih jalan yang ada dan mungkin baik.
Baik untuk mengobati rasa sakitku terhadap mimpi itu.
Februari, 2015.
Sepertinya, waktu dendam padaku. Tiba-tiba waktu menyadarkanku pada sebuah kata "MIMPI".
Lalu, aku kembali mengenang kala itu.
Saat mimpi masih indah dipandang dan memiliki alasan untuk digapai.
Aku diam. Aku menangis. Sebuah kata "MIMPI" berhasil menamparku.
Kubuka kembali kala itu.
Dengan air yang memenuhi mataku -yang tinggal menunggu untuk jatuh-
Aku berkata padanya, "Suatu saat, aku akan menjadikanmu nyata. Tunggu aku. Tunggu saat aku sudah selesai membalas hutang budiku pada orang-orang yang telah mencintaiku dengan sepenuh hatinya. Tunggu aku".
Dan inilah aku, yang berusaha untuk menggapai segala mimpinya.
***
Yuhuuuuu, gue kayanya memulai posting di 2015 dengan hal yang melomelo ga jelas. Tapi, emang ini beneran. Thanks for 15& buat lagunya I Dream. Kalian berhasil membuatku menangis ga jelas di depan laptop. Thanks banget buat 3 menit suara kalian. Aaaa aku suka kaliaaaan. #kekegajelas #asalways
Komentar
Posting Komentar