ketika ini semua sudah berakhir...
"Yunike Triscia Ambarita", itulah yang aku dengar pada tanggal 13 Juli 2011. Berpisah dengan Tami, Naning, dan Fani adalah hal paling berat. Ya namaku dipanggil dalam absensi kelas X.9. Entah apa yang mesti kulakukan dengan kelas ini.
OLS dimulai dan OLS berakhir. Aku masih tidak mengetahui apa yang harus kulakukan dengan kelas baruku ini. Muka baru, sifat baru, dan keegoisan diri yang berbeda-beda. Aku berpikir, mungkin kelas ini akan menjadi kelas terburuk yang pernah kudapatkan.
Aku masih bersyukur pada Tuhan. Karena Dia masih mengizinkan aku berada di sekitar Tami. Ya, awal tahun pelajaran itu, aku selalu menghampiri Tami di kelasnya dan pergi bersamanya.
Tiga bulan pertama kulalui. Aku sudah merasakan pertemanan di kelas itu. Aku mulai akrab dengan Ivena dan Novi. Ya, dan akhirnya aku duduk bersama Novi. Lalu sampai pada akhir semester pertama, aku baru bisa merasakan indahnya kelas itu.
Sempat sakit hati memang, waktu liburan semester 1 pada pergi jalan-jalan ke Bandung dan aku sama sekali ga tahu soal itu. Aku tahu soal itu waktu pas masuk sekolah. Tapi aku ambil saja hikmahnya. Bapa sakit, mungkin ini maksud Tuhan agar aku lebih dekat pada keluargaku.
Tapi akhirnya aku sadar. Aku memiliki 2 keluarga! Ya, keluarga asli dan keluarga 'palsu'. Ya palsu! Karena di keluarga itu, kami tidak saling memiliki hubungan darah. Tapi di keluarga 'palsu' itulah aku banyak menghabiskan tawaku, tangisku, rapuhku, dan ... semua moment indah yang ga pernah aku dapatkan di rumahku dan keluargaku sendiri.
Ya, keluarga 'palsu' itu adalah X.9 alias KUSEM. Memang kadang tingkah mereka ada yang membuatku kesal. Ya namanya juga manusia, pasti masih mempunyai egoisme masing-masing.
9. Sudah banyak angka 9 yang selalu menemaniku. Tapi 9 yang kali ini berbeda. Benar seperti dalam novel 9 matahari. ANgka 9 mempunyai arti yang indah.
Angka 9 merupakan angka menuju kesempurnaan, yaitu 10. Angka 9, dengan bagian sisi atas yang tertutup dan sisi bawah yang terbuka. Sisi atas adalah tiap individu manusia dengan Tuhan yang selalu bersama. Walaupun terkadang manusia tidak mengakui keberadaan Tuhan, tapi Tuhan akan selalui mengakui keberadaan manusia. Sedangkan sisi bawah adalah sisi kita dengan manusia yang haruslah terbuka. Jangan ada yang perlu ditutupi.
Aku baru saja menemukan rumus matematika ini. X-9 --> adalah kelasku. Dengan X berati 10. 10 - 9 = 1!
Apapun yang terjadi, X.9 TETAP SATU, ga akan terganti oleh tiap-tiap partikel kecil kehidupan ini. Kelas X.9 lah yang mengajarkan aku untuk tertawa bersama, menangis bersama, dan 'ehem' tidur bersama! HAHA :D
X.9 tak bisa diungkapkan dengan perkataan, tapi hanya bisa diungkapkan melalui perasaan. Semua memori X.9 itu tidak akan berhenti di sini.
OLS dimulai dan OLS berakhir. Aku masih tidak mengetahui apa yang harus kulakukan dengan kelas baruku ini. Muka baru, sifat baru, dan keegoisan diri yang berbeda-beda. Aku berpikir, mungkin kelas ini akan menjadi kelas terburuk yang pernah kudapatkan.
Aku masih bersyukur pada Tuhan. Karena Dia masih mengizinkan aku berada di sekitar Tami. Ya, awal tahun pelajaran itu, aku selalu menghampiri Tami di kelasnya dan pergi bersamanya.
Tiga bulan pertama kulalui. Aku sudah merasakan pertemanan di kelas itu. Aku mulai akrab dengan Ivena dan Novi. Ya, dan akhirnya aku duduk bersama Novi. Lalu sampai pada akhir semester pertama, aku baru bisa merasakan indahnya kelas itu.
Sempat sakit hati memang, waktu liburan semester 1 pada pergi jalan-jalan ke Bandung dan aku sama sekali ga tahu soal itu. Aku tahu soal itu waktu pas masuk sekolah. Tapi aku ambil saja hikmahnya. Bapa sakit, mungkin ini maksud Tuhan agar aku lebih dekat pada keluargaku.
Tapi akhirnya aku sadar. Aku memiliki 2 keluarga! Ya, keluarga asli dan keluarga 'palsu'. Ya palsu! Karena di keluarga itu, kami tidak saling memiliki hubungan darah. Tapi di keluarga 'palsu' itulah aku banyak menghabiskan tawaku, tangisku, rapuhku, dan ... semua moment indah yang ga pernah aku dapatkan di rumahku dan keluargaku sendiri.
Ya, keluarga 'palsu' itu adalah X.9 alias KUSEM. Memang kadang tingkah mereka ada yang membuatku kesal. Ya namanya juga manusia, pasti masih mempunyai egoisme masing-masing.
9. Sudah banyak angka 9 yang selalu menemaniku. Tapi 9 yang kali ini berbeda. Benar seperti dalam novel 9 matahari. ANgka 9 mempunyai arti yang indah.
Angka 9 merupakan angka menuju kesempurnaan, yaitu 10. Angka 9, dengan bagian sisi atas yang tertutup dan sisi bawah yang terbuka. Sisi atas adalah tiap individu manusia dengan Tuhan yang selalu bersama. Walaupun terkadang manusia tidak mengakui keberadaan Tuhan, tapi Tuhan akan selalui mengakui keberadaan manusia. Sedangkan sisi bawah adalah sisi kita dengan manusia yang haruslah terbuka. Jangan ada yang perlu ditutupi.
Aku baru saja menemukan rumus matematika ini. X-9 --> adalah kelasku. Dengan X berati 10. 10 - 9 = 1!
Apapun yang terjadi, X.9 TETAP SATU, ga akan terganti oleh tiap-tiap partikel kecil kehidupan ini. Kelas X.9 lah yang mengajarkan aku untuk tertawa bersama, menangis bersama, dan 'ehem' tidur bersama! HAHA :D
X.9 tak bisa diungkapkan dengan perkataan, tapi hanya bisa diungkapkan melalui perasaan. Semua memori X.9 itu tidak akan berhenti di sini.
"Perpisahan
bukanlah waktu kita untuk berpisah
Perpisahan
adalah awal untuk kita maju
Maju menjadi lebih baik lagi
Karena sebuah perpisahanlah
yang akan menemukan kita kembali
di kemudian hari
dengan berbagai tawa dan canda
yang baru"
Yunike Triscia Ambarita
X.9 / 30
SELAMAT BERJUMPA KEMBALI X.9!
Komentar
Posting Komentar